Postingan

PERSIDANGAN NABI YUSUF AS PADA MAHKAMAH KERAJAAN.

Allah Ta‘ala berfirman, وَلَقَدْ رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ ۖ وَلَئِنْ لَمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِنَ الصَّاغِرِينَ “Sesungguhnya aku (mengakui) telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.” Kutipan ayat di atas adalah pengakuan seorang perempuan bangsawan yang telah menggoda Nabi Yusuf untuk melakukan hal tak terpuji, namun tidak berhasil. Tetapi faktanya di meja pengadilan Nabi Yusuf tetap dinyatakan bersalah, dan beliau dijebloskan ke dalam penjara. Padahal saksi sudah sangat jelas. Bukti pun sudah diperlihatkan, berupa gamis sang Nabi yang terkoyak di bagian belakang. Rupanya saksi dan bukti tak ada gunanya jika mahkamah kerajaan telah dikuasai oleh pihak-pihak yang sejak semula memang ingin memenjarakan Nabi Yusuf. Nabi Yusuf mengetahui

Kisah Ayahnya Imam Syafi'i dalam Mencari Rizqi

*Kisah Ayahnya Imam Syafi'i dalam Mencari Rizqi* Seorang pemuda bernama Idris berjalan menyusuri sungai. Tiba-tiba ia melihat buah delima yang hanyut terbawa air. Ia ambil buah itu dan tanpa pikir panjang langsung memakannya.<> Ketika Idris sudah menghabiskan setengah buah delima itu, baru terpikir olehnya, apakah yang dimakannya itu halal? Buah delima yang dimakan itu bukan miliknya. Idris berhenti makan. Ia kemudian berjalan ke arah yang berlawanan dengan aliran sungai, mencari dimana ada pohon delima. Sampailah ia di bawah pohon delima yang lebat buahnya, persis di pinggir sungai. Dia yakin, buah yang dimakannya jatuh dari pohon ini. Idris lantas mencari tahu siapa pemilik pohon delima itu, dan bertemulah dia dengan sang pemilik, seorang lelaki setengah baya. “Saya telah memakan buah delima anda. Apakah ini halal buat saya? Apakah anda mengihlaskannya?” kata Idris. Orang tua itu, terdiam sebentar, lalu menatap tajam. “Tidak bisa semudah itu. Kamu h

Orang Kafir, Sebaik Apapun Mereka akan Masuk Neraka !

Dialog Dr. Zakir Naik dengan Seorang liberal yang populer di postingan WA  yang patut di renungkan. Selamat membaca! *Mengapa Orang Kafir Sebaik Apapun Tetap Masuk Neraka...?* Jawaban luar biasa ini membuat seorang Pemuda Liberal Terbungkam seribu bahasa.....!!!! *Pemuda Liberal* : Ada orang baik banget, anti korupsi, bangun masjid, rajin sedekah sampai hidupnya sendiri dikorbanin buat nolongin orang banyak, terus meninggal dan dia bukan Muslim, Dia masuk surga atau neraka....? *Dr. Zakir Naik* : Neraka.....!! *Pemuda Liberal* : Lahhh.....? Kan dia orang baik. Kenapa masuk neraka....?? *Dr. Zakir Naik* : Karena dia bukan Muslim.... *Pemuda Liberal* : Tapi dia orang baik. Banyak orang yang terbantu karena dia, bahkan umat Islam juga. Malah Bangun Masjid Raya segala. Jahat bener deh, Tuhan kalau orang sebaik dia dimasukkan neraka juga. *Dr. Zakir Naik* : Allah tidak jahat, hanya adil. *Pemuda Liberal* : Adil dari mana....? *Dr. Zakir Naik* : Kamu sekolahnya sampai tingkatan ap

Serba Tiga Untuk Bekal Hidup Dunia dan Akherat.

🎯Serba 3 = Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali: * 1. Waktu * * 2. Ucapan * * 3. Kesempatan * Jagalah itu, jangan sampai kau menyesal ... 🎯 Ada 3 hal yang bisa menghancurkan hidup seseorang: * 1. Amarah * * 2. Keangkuhan * * 3. Dendam * Hindarilah dia selalu ... 🎯 Ada 3 hal yang tidak boleh hilang: * 1. Harapan * * 2. Keikhlasan * * 3. Kejujuran * Peliharalah ketiganya ... 🎯 Ada 3 hal yang paling berharga: * 1. Kasih Sayang * * 2. Cinta * * 3. Kebaikan * Pupuklah itu semua ... 🎯 Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah pasti: * 1. Kekayaan * * 2. Kejayaan * * 3. Mimpi * Jangan terobsesi melengkapi ... 🎯 Ada 3 hal yang bisa membentuk watak seseorang: * 1. Komitmen * * 2. Ketulusan * * 3. Kerja Keras * Upayakanlah sekuatnya ... 🎯 Ada 3 hal yang membuat kita sukses: * 1. Tekad * * 2. Kemauan * * 3. Fokus * Usahakan dengan sungguh-sungguh ... 🎯 Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu: * 1. Rejeki * * 2. Umur * * 3. Jodoh * Mintal

Berfikir berkemajuan di awal abad 19 tampak baru di awal abad 21.

Gambar
Memaknai Berkemajuan Ala Muhammadiyah Kamis, 24 Desember 2015 | 12:19 WIB dok r Musywil Muhammadiyah Jabar ke-20. Heri Ruslan  | REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh:  Roni Tabroni P erubahan menjadi identitas akan sebuah kehidupan. Artinya pula, perubahan menandai adanya kehidupan itu sendiri. Di sini kita akan menemukan sebuah simpulan penting akan sebuah visi kehidupan yang tidak bisa dinafikan. Berfikir maju sebuah keniscayaan. Belajar dari sejarah hanya cermin untuk bergerak ke depan. Agar manusia tidak jatuh pada lubang yang sama. Atau mungkin juga mengulangi dan menambah nilai kesuksesan yang pernah diraihnya. Intinya, penting sekali belajar sejarah, karena kehidupan harus tetap menatap ke depan. Berkemajuan yang dicanangkan Muhammadiyah pada Muktamar tahun 2015 ini, yang kemudian diadopsi oleh permusyawaratan di tingkat bawahnya (Muswil, Musda, dan Muscab), menjadi mainstream gerakan yang perlu dipahami bersama. Berkemajuan bukan jargon tentunya. Berkemajuan adalah s

Gerakan Pencerah, Tekad Muhammadiyah Memasuki Abad Kedua

Muhammdiyah pada abad kedua berkomitmen senantiasa melakukan gerakan pencerahan. Gerakan pencerahan merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan. Hal tersebut merupakan inti dari Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua yang disampaikan dalam rapat pleno muktamar ke 46 Muhammadiyah, Rabu (7/7). Sebelumnya, pernyataan pikiran ini telah ditegaskan oleh Ketua PP Haedar Nashir untuk kemudian dibahas di tingkat komisi dan mendapat persetujuan pleno. Dalam penjelasannya, Haedar mengatakan, gerakan pencerahan dimaksudkan untuk menjawab sejumlah problem kemanusiaan. Antara lain kemiskinan, kebodohan, dan persoalan lain yang bercorak struktural dan kultural. Di samping juga masalah yang berkaitan dengan krisis moral, korupsi, konflik, kekerasan ekonomi. Muhammadiyah bertekad untuk begerak mengemban misi dakwah dan tajdid. Sejak awal berdirinya pada tahun 1912, organisasi telah berhasil melakukan tadjid, baik dalam bentuk pemurnian